Menjalani kehidupan berKELUARGA (Garavasa) dalam pengertian Buddhis memang tidak menjadi suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap umat Buddha, akan tetapi menjalani kehidupan berkeluarga adalah pilihan hidup. Memutuskan untuk menjadi seorang perumah tangga ataupun menjadi seorang Pabbajita (Bhikkhu/Samanera) semuanya adalah pilihan masing-masing individu. Jadi semua yang berkaitan dengan kehidupan kita, diri sendirilah yang menentukan dan jangan pernah sekalipun merasa kecil hati bagi kita yang belum mempunyai pasangan atau yang masih hidup sendiri, karena hal itu bukanlan sesuatu yang perlu di kuwatirkan. Tetapi perlu diketahui bersama, bahwa apabila kita telah memutuskan untuk menjalani kehidupan berkeluarga maka hendaknya keputusan tersebut haruslah dijadikan komitmen hidup yang harus dijalani dengan sebaik-baiknya, sebab membina rumah tangga bukanlah permainan jika kita sudah bosan lalu dibuang atau di tinggalkan. Seyogianya kita harus mempunyai suatu kesadaran dan kebijaksanaan, sebab apapun kehidupan yang dijalani semuanya memiliki konsekuwen masing-masing.
Ada definisi sederhana berKELUARGA yang dapat membantu untuk mewujudkan keluarga yang harmonis, guna menciptakan kehidupan berkeluarga menjadi Attaya hikaya dan sukhaya.
Kata ”KELUARGA” bisa dijabarkan sebagai berikut :
KEnali karakter masing-masing anggota keluarga.
Hal ini menjadi dasar ketika kita menginginkan keluarga kita hidup bahagia dengan saling pengertian. Ada pepatah yang mengatakan ”Tak kenal maka tak sayang”. Bagaimana kita dapat menyayangi anggota keluarga kita tanpa terlebih dahulu mengenal karakter mereka masing-masing. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan pasangan kita, anak-anak kita, demikian pula sebaliknya anak-anak juga dapat mengenal karakter dari orang tua mereka. Selain itu kita juga perlu mengenal apa yang disukai maupun yang tidak disukai dari mereka dan bagaimana mereka biasa mengkomunikasikan hal itu.
LUangkan waktu.
Hal di atas tidak akan pernah dapat kita capai bila kita tidak meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan anggota keluarga kita. Di tengah kesibukan kita sehari-hari, cobalah untuk meluangkan waktu sejenak untuk menikmati kebersamaan dengan anggota keluarga kita. Waktu kebersamaan dengan keluarga tidaklah perlu menghambur-hamburkan uang. Tidak harus merencanakan pergi berlibur ke luar negeri, cukup dengan makan bersama, beribadah bersama, atau pun sekedar menonton televisi bersama. Saat ini, ada kecenderungan setiap keluarga memiliki lebih dari satu televisi. Hal ini terkadang membuat keluarga sulit untuk menjadikan waktu untuk menonton televisi sebagai saat kebersamaan yang indah, karena masing-masing anggota keluarga sibuk dengan tayangan kesukaannya masing-masing. Bila demikian, keluarga akan kehilangan kesempatan untuk menikmati saat kebersamaan, saat untuk berbincang-bincang, bahkan kehilangan kesempatan untuk belajar berdemokrasi dalam menentukan acara mana yang akan ditonton bersama.
Arahkan.
Setelah meluangkan waktu untuk mengenali karakter masing-masing anggota keluarga, barulah orang tua dapat mengarahkan anak-anaknya. Tentunya setiap orang tua berharap dapat mengarahkan atau memberi arah yang benar kepada anak-anaknya agar melakukan apa yang baik dan menjauhkan apa yang buruk yang akan mendatangkan bahaya atau penderitaan di kemuadian hari. Banyak orang tua yang mengeluh karena sulit untuk mengarahkan anak-anaknya. Mereka mengeluh karena anak-anaknya menjadi pembangkang yang selalu membantah apa saja yang disampaikan oleh orang tuanya. Bila hal ini terjadi, mungkin dua point di atas belum kita lakukan. Cobalah bersabar dengan berusaha mendekati anak-anak. Atau mungkin anak-anak sebenarnya rindu saat-saat kebersamaan dengan orang tua mereka, sehingga mereka melakukan banyak ulah agar mendapat perhatian dari orang tua mereka. Arahkan dengan penuh cinta kasih dan kelembutan, karena mengarahkan dengan kekerasan dan amarah tentunya akan semakin memperburuk keadaan.
GAli potensi setiap anggota keluarga.
Setelah mengetahui karakter setiap anggota keluarga dengan cara meluangkan waktu untuk menikmati kebersamaan dalam keluarga. Setelah mencoba mengarahkan anak-anak untuk melakukan apa yang baik dalam hidup sehari-hari, hal yang tidak boleh dilupakan adalah menggali potensi dari setiap anggota keluarga. Setiap pribadi unik adanya. Setiap pribadi memiliki potensi yang harus dikembangkan. Hanya mengarahkan anak-anak untuk menjadi baik tidaklah cukup. Potensi yang ada dalam diri mereka ibarat harta karun terpendam yang sangat berharga untuk masa depan mereka. Potensi yang yang dikembangkan dapat membuat anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri dalam menghadapi perkembangan zaman. Bukan hanya potensi anak-anak. Suami dan istri juga dapat saling menggali potensi masing-masing. Misalnya istri suka memasak, suami yang menyadari hal ini juga dapat memotivasi istrinya untuk mengembangkan keterampilannya memasak, bahkan bisa juga untuk menjadi bisnis sampingan. Demikian juga istri dapat memotivasi suaminya untuk semakin mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Dengan saling menggali dan memotivasi untuk mengembangkan potensi dari masing-masing anggota keluarga, tentunya setiap pribadi akan semakin berkembang dan merasa dihargai karena keunikannya masing-masing.
Dengan mencoba dan menerapkan hal-hal di atas, keluarga akan menjadi tempat yang nyaman untuk setiap anggota keluarganya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bahagia. Selamat mengenali karakter masing-masing anggota keluarga yang Anda cinta, luangkan waktu untuk mereka, arahkan dengan cinta kasih dan kelembutan, dan gali potensi unik yang ada di setiap anggota keluarga Anda. Selamat mencoba, selamat bahagia.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata
Sadhu…Sadhu…Sadhu….
Oleh : Bhikkhu Aggacitto

